Rabu, 10 Juli 2019

Pengalaman Bercinta Tanpa Diduga

Yuni adalah istri yang selalu membahagiakan suaminya. yah benar Yuni adalah istriku yang kukenal dari masa sekolah dahulu dan kami berawal dari teman biasa sampai jalinan cinta kami tersambung menjadi sepasang sejoli yang dimabuk asmara birahi cinta. Dulu pacarku bukan hanya Yuni seorang melainkan beberapa wanita aku kencani terutama sepupu Yuni saat itu pernah menjadi pacarku saat aku menjalin hubungan dengan Yuni.

Kami sering berdua dimasa itu, ahh katakanlah lagi dilanda badai cinta (lebih tepatnya badai nafsu birahi) dikarenakan cinta masa muda lebih memiliki tantangan tersendiri. Kebetulan juga orang tua kami dan saudara kami sibuk akan aktivitas masing-masing, sehingga kemerdekaan yang kami berdua rasakan sungguh bebas disaat siang hingga sore hari tanpa adanya orang tua di rumah masing-masing. Awalnya aku dan Yuni hanya berjalan berdua saat pulang sekolah dan suatu hari aku memberanikan diriku untuk memegang tangan pacarku ini sambil berjalan bergandengan tangan.

Setelah Yuni memberikan lampu hijau (diperbolehkan) untuk menciumnya tanpa ada dalih-dalih apapun, keberanian ku secara spontan timbul tanpa ada hambatan ketakutan lagi dan tanpa mikir panjang sepanjang jalan tak berujung maka langsung Yuni kucium sampai akhirnya ia meyerahkan keperawanannya. Ini terjadi saat aku mengajak Yuni untuk ke rumah pertama kali, dikarenakan rumah sedang tidak ada orang sehingga Yuni kuundang datang.

Itu adalah kejadian yang tidak bisa aku dan Yuni lupakan dan merupakan sesuatu yang kami kenang sampai sekarang ini. Ketagihan...! pasti, karena kejadian itu membuat kami semakin melakukan hal yang menyenangkan itu disaat sela-sela rumah aku atau rumah dia kosong. Di saat itu aku dapat melucuti pakaiannya satu persatu dengan memberikan ciuman tarian singa yang bergejolak sampai cairan kehangatan surgawi ku tidak bisa kutahan lagi ingin keluar pada saat gesekan pergesekan yang kulakuan di lubang nikmat pacarku ini, sampai akhirnya cairan itu keluar di atas perutnya kami merasakan kenikmatan yang sungguh indah sambil berbaling di atas kasur milikku.

Memang aku takut untuk berhubungan badan pada awalnya, setelah sering dengan Yuni, aku malah ketagihan. Karena hanya Yuni seorang yang pernah berhubungan badan dengan diriku ini. Setelah kami lulus sekolah dan aku mulai kuliah, Saat itu kami masih berpacaran dan aku memiliki kenalan baru yang bernama Trisna dari telepon. Trisna adalah teman sekolah Yuni saat masa seoklah dulu, Ia meminta tolong supaya aku mencari kabar tentang pacarnya yang satu kampus dengan diriku tetapi beda jurusan yang sudah lama tidak bertemu dengan Trisna. Awalnya kami hanya berbincang layaknya teman biasa, hingga lama kelamaan kami menjadi akrab dan berbicara bebas. Dengan samar-samar aku mendapatkan kabar seputar pacar trisna bahwasannya pacar yang ia cari telah memiliki pacar baru. Kabar ini aku sampaikan ke Trisna dengan sedikit canda dengan embel-embel hadiah yang harus ia berikan kepadaku.

Setelah seringnya kami berbincang dan ngobrol di telepon, akhirnya kami memutuskan untuk bertemu di suatu tempat dan kuajak untuk ke rumahku yang kebetulan kosong waktu itu. Kami mengobrol sekian lama dan sampai akhirnya aku kepikiran untuk menanyakan hadiah apa yang akan dia berikan kepadaku. Trisna bingung hadiah apa yang akan dia berikan dan bertanya apa yang kumau? Aku meminta cumbuan sebagai hadiah dengan nada bercanda tapi entah mengapa kami menjadi serius. Beberapa lama Trisna berpikir sampai dia setuju kalau hadiah yang dia berikan adalah cumbuan, tanpa berpikir panjang langsung ku luncurkan tarian singa di bibir yang merah merona dan tanganku mulai menggerayangi bagian sensitifnya.

Kuraba-raba dan kuremas-remas sampai puting dadanya mengeras, wajahnya mulai mengeluarkan perasaan kenikmatan sentuhanku sambil tangan nya mengelus-elus kejantananku ini sampai kugendong Trisna menuju kamarku agar permainan kami semaikin intim. Lidah dan bibir kami saling menyerang bak perang pada jaman dulu. Birahi kami pun terus bertambah, hingga aku mulai memasukan tongkat sakti ke dalam lubang kehangan Trisna yang masih rapat dengan desahan yang semakin beringas, maka semakin kenceng gesekan yang kulakukan sampai Trisna mulai mencapai puncak kenikmatan birahi. Sedangkan aku masih menggapai puncak yang dituju sambil meremas dada yang montok milik trisna dengan tetap bermain dengan puting dengan kombinasi remasan lembut. Tampaknya Gairahku tak tertahan lagi dan Trisna mulai ingin mencapai puncak kenikmatan kembali maka gesekan yang kulakukan semakin kencang bagai putaran tornado yang berliuk2 sampai akhirnya kami mencapai puncak kenikmatan bersama sambil Trisna memeluk ku dengan erat agar cairan kenikmatanku bisa di muntahkan dalam vaginanya dan ia ingin merasakan kehangatannya juga.

Lalu kami beristirahat sambil berbaring di atas ranjang dan kupandang Trisna masih merasakan kenikmatan sebelumnya dengan mata terpejam sambil menggigit manis bibirnya. Aku memutuskan untuk mengambil air ke dapur, setelah dari dapur kupandang Trisna tergeletak sambil memeras dadanya sendiri pertanda ia masih ingin memulai permainan putaran kedua ini. Dengan sigap aku ladenin permainan ini dan kuarahkan penisku ke wajahnya tanpa perintah ia langsung mengulum penisku yang mulai mengeras. Perlahan mulutnya menelan penisku hingga tertancap masuk ke mulutnya. Mulai kurasakan kuluman ini dengan mulutnya menelan penisku, lalu perlahan dikeluarkan sedikit dari mulut mungilnya secara bertahap. Kulihat matanya terpejam tanda ia mulai menikmati penisku yang di keluar masukan dalam mulutnya.

Penisku mulai mengeras total dan siap untuk menancap lubang vagina Trisna yang sudah basah karna semprotan cairan ku yang belum ia bersihkan. Tanpa aba-aba kepramukaan, Trisna mengarahkan penisku masuk secara perlahan dan desahan demi desahan ia lontarkan dari mulutnya. Tanganku mulai meremas dada Trisna sambil melintir puting dadanya yang mengeras dan terkadang kumainkan dengan gigitan manja di puting Trisna. Permainan ini semakin berlanjut sampai Trisna memintaku untuk mengenjot lebih kencang karena ia mulai merasa dekat dengan puncak kenikmatan dan diriku mulai menambah kecepatan yang ia inginkan sampai posisi tangan kananku sudah berada di mulutnya dengan jariku bermain dengan lidah yang meliuk-liuk di jariku sampai Trisna dan aku mencapai puncaknya di barengi desahan kuat Trisna yang merdu itu.

Setelah beristirahat sejenak, Trisna mulai berpakaian karena hari sudah sore dan ingin pamitan untuk pulang kerumahnya. Tapi sebelumnya ia mengatakan kalau ia ingin melakukannya lagi bersamaku karena waktu yang tidak pas untuk yang putaran ketiganya maka aku memutuskan untuk mengatarnya ke pangkalan bus terdekat dengan menggunakan motor.

Bersambung..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar