Jumat, 19 Juli 2019

Pengalaman Bercinta Tanpa Diduga Part 7

Selepas dari acara makan malam kami berdua, aku dan Mia berjalan menuju stasiun BTS (Bangkok Train Station) yang tidak jauh dari lokasi hotel kami. Mia mengajakku pergi ke pub untuk menikmati hiburan malam sambil memesan minuman beralkohol di pub tersebut. Suasana malam hari sungguh ramai dengan banyakny kawula muda yang mengunjungi pub untuk mencari hiburan. Kulihat wajah Mia sudah memerah dan mulai berjalan sempoyongan saat menuju toilet. Sedangkan aku hanya merasa sedikit pusing diakibatkan dari wine yang dipesan kami.

Jam malam sudah menuju ke tengah malam, kuputuskan untuk kembali ke hotel menaiki taksi yang sudah berjejer mengantri penumpang. Kondisi Mia saat itu mabuk berat karena minuman yang dipesan dihabiskan lebih banyak oleh dia tanpa henti. Mia juga tidak sanggup lagi berjalan menuju ke taksi, hanya diriku yang masih sadar dengan kepala sedikit pusing sambil memapah Mia di belakang pundakku menuju ke taksi.

Hingga sampai di kamar hotel, sempat Mia memuntahkan makanan bercampur minuman keras di pundakku. Kutidurkan Mia sambil membasuh mukanya dengan handuk yang telah direndam dengan air hangat agar efek mabuknya bisa berkurang. Mia kini tertidur dengan pulas dan akupun baru membersihkan tubuhku.

Malam itu, aku mencoba untuk memejamkan mataku untuk tidur, namun tetap saja rasa ngantuk ku tidak kunjung hadir merasuki ku. Aku menuju balkon sambil menghubungi Yuni pacarku dengan telepon genggamku, namun Yuni tidak mengangkat teleponku kala itu dikarenakan hari sudah larut. Tiba-tiba Naoko penghuni disebelah kami muncul dari balkon nya sambil memegang bir kalengan ditangannya dan melihat kearah ku. Naoko hanya memakai pakaian dalam wanita dan ditutupi jubah handuknya. Sempat dia menanyakan kami baru pulang darimana dan kuberitahukan kalau kami habis dugem dengan kondisi Mia mabuk berat yang sudah terlelap tidurnya.

Perhatianku tertuju ke bagian bawah Naoko yang dari saat kita berbincang sambil berdiri, gerak-gerik Naoko seperti menyimpan sesuatu dibagian selangkangannya. Obrolan pun ku tutup dengan alasan aku mulai merasakan ngantuk. Saat kurebahkan badanku di ranjang, pintu pemisah antara ruang kamarku dengan sebelah kamar diketok oleh Naoko. Berjalan kuhampiri pintunya dan kubuka, rupanya Naoko sudah tidak memakai handuk jubahnya lagi dan kini hanya memakai dalaman saja. Terungkap sudah diselangkangan Naoko ditaruhnya alat vibrator yang ukuran kecil sambil bergetar diarea vaginanya.

Naoko langsung menarikku ke atas ranjangnya seperti seseorang yang kerasukan makhluk halus, sedangkan pintu kamar tidak aku tutup dengan rapat. Langsung saja Naoko mendekapku diatas ranjang, sempat aku berontak sambil ingin bangun dari ranjangnya, tetapi dia terus mencumbuhiku hingga niat pasrahku akhirnya keluar mengiringi cumbuannya. Kurasakan juga vibrator Naoko bergetar di penisku karena posisi Naoko kini menindih badanku dan vaginanya mengarah ke penisku.

Celana dalamnya kini telah aku plorotin dan vibratornya terus bergetar menancap di kelaminnya. Aku keluarin sambil kumainkan di kelaminnya yang telah basah karena rangsangan getaran dari alat bantu seksnya. Terus terang suara desahan Naoko sangat kencang seperti artis pemain film bokep yang pernah kutonton lewat layar handphone ku. Aku pun tidak berani lama-lama bermain dengan Naoko, takut akan bangunnya Mia dari tidurnya dan mencari diriku yang tidak berada di kamar. Kelihatannya Naoko sudah terangsang hebat dan langsung saja penisku menancap di kemaluannya kini.

Genjotan tanpa henti dengan durasi yang cepat membuat Naoko menaikan volume desahannya mungkin bisa sampai terdengan ke kamar lain, dengan inisiatif sendiri kuarahkan jari tanganku bermain dengan lidahnya sambil di hisap seolah-olah dia menghisap penisku. Akhirnya orgasme sudah mulai kurasakan datang dan ingin keluar menyembur ke vagina Naoko, tapi sempat kucabut dan kuarahkan ke mulut Naoko agar bisa melepaskan dahaganya. Dan Naoko tahu apa maksud kuarahkan penisku ini, kini mulutnya telah dibukakan untuk menampung spermaku yang akan keluar dan benar saja kini mulut Naoko telah dihuni oleh sperma kentalku sambil menjilati kepala penisku hingga ia telan semua sperma dariku.

Melihat ia terbujur lemas, aku langsung meninggalkannya dan menuju ke kamar hotelku dengan mengunci pintu dari arah kamarku. Untung saja Mia tidak bangun dan mencari diriku dikala itu, kalau tidak bisa menjadi masalah besar menurutku. Kuperhatikan Mia masih terlelap dengan tenang tidur nya, dan sebelumnya aku sempat membuka pakaian Mia karena terkena muntahannya. Ia pun tidur hanya mengenakan pakaian dalamnya saja.

Hari menjelang pagi, aku dibangunkan oleh Mia yang sudah rapi untuk pergi menyantap sarapan yang disediakan pihak hotel. Dengan hanya bermodalkan mencuci muka dan menggosok gigi, Kutemenin Mia untuk sarapan. Saat sarapan di satu meja dengan Mia, secara tiba-tiba Naoko muncul dan ingin duduk bersama kami untuk sarapan. Dsana aku tidak berani menatap matanya karena takut akan terbongkarnya kejadian yang terjadi antara kami berdua. Mia mempersilahkan dia untuk duduk dan bergegas aku menyantap sarapanku saat itu. Kulihat Mia sudah selesai sarapan juga, maka kuajak Mia untuk kembali ke kamar dangan meninggalkan Naoko sendiri.

Kecapekan yang melanda aku dan Mia masih terasa, sehingga Mia memutuskan untuk istirahat kembali sampai siang hari baru aktivitas jalan-jalan kami lakukan. Permainan dewasa diantara aku dan Naoko tidak begitu aku nikmati karena ada rasa takut yang membayangi jiwaku. Apabila aku dipergoki oleh Mia yang bangun secara tiba-tiba dan mengetahui keberadaanku berada di kamar Naoko, ntah apa yang akan terjadi saat itu.

Bersambung...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar