Kamis, 11 Juli 2019

Pengalaman Bercinta Tanpa Diduga Part 2

Pergantian hari pun kulalui dengan aktivitas seperti biasa, sempat terpikir hubungan badan yang kulakukan dengan Trisna beberapa hari yang lalu. Kami masih sering melakukan obrolan melalui sambungan telepon dan terkadang kami membahas cerita kejadian yang berlalu itu. Terkadang Trisna memancing obrolan yang berbau dewasa untuk membangkitkan gairah birahi.

Hubungan antara aku dengan Yuni masih kami jalanin seperti sediakalanya dan kami masih tetap berhubungan badan layaknya suami istri yang sah walaupun status kami hanya pacaran saja. Dan kedua orang tua kami sudah mengetahui bahwa aku dan Yuni berpacaran sejak dari sekolahan, terkadang aku bertamu ke rumahnya dan berbincang kepada orang tua nya membahas seputar perkuliahan kami.

Kali ini, aku mengajak Yuni untuk menginap ke rumah dikarenakan kedua orang tuaku menghadiri acara pernikahan saudara di luar kota jadi selama beberapa hari hanya aku sendiri yang menempati rumah. Kuberanikan diriku untuk meminta ijin kepada orang tua Yuni dengan alasan adanya acara kampus yang diadakan setiap tahun di daerah pegunungan jadi setiap Mahasiswa di haruskan untuk mengikuti acara tersebut dan orang tua Yuni meyetujuinya.

Sebelum menginap dirumahku, Yuni kuajak untuk berbelanja keperluan konsumsi kami selama dia menginap karena aku sudah menyusun rencana agar kami tidak keluar rumah selama ia menginap di rumahku. Setelah sampai ke rumah Yuni bersiap-siap untuk memasak untuk makan malam kami nanti dan diriku hanya rebahan di sofa ruang tamu.

Setelah tugas yang Yuni lakukan selesai, kulihat dia meraih tasnya dan mengambil handuk untuk mandi, tanpa berpikir lagi langsung kupeluk dari belakang dan kukecup leher Yuni yang masih basah akan keringat. Kemudian kami bercumbu sangat hebat sampai kedalam kamar mandi, kami berdua bergegas membuka pakaian masing-masing dan mulailah keliaran tanganku meraba-raba bulu halus nan lebat yang menutupi vagina Yuni. Permainan pun berlanjut sekian lama agar kami merasakan kebebasan dalam bercinta sampai perlahan kecupan Yuni mulai turun keleher ku sambil di jilat dan di kecup manis.

Berangsur-angsur kecupan Yuni mendekati area keperkasaan dan akhirnya...Aghhhh...mendarat di dalam mulut Yuniku tersayang sambil dimainkannya sedotan keras di kepala penisku tanpa henti keluar masuk mulutnya. Kurasakan kalau skill bermain Yuni meningkat tanpa harus diarahkan, sekarang ia tahu area mana yang bisa merangsang seorang pejantan tangguh. Kali ini area perkasaku tidak dilewatkan Yuni dan kurasakan ia mulai menyedot dua buah biji pelirku sambil memainkan lidahnya sembari menjilati kedua biji pelirku. Tidak mau kalah dengan skill yang ditunjukkan Yuni, perlahan ku arahkan Yuni untuk membungkuk sambil kedua tangannya memegang closet dan kini posisiku saat ini menghadap ke belakang bokong Yuni. Kini permainan berganti kepada diriku yang mulai jongkok sembari menjilati area vaginanya dan ku kulum sambil melakukan sedotan kecil agar meningkatkan desahan Yuni yang mulai menikmatinya. Sampai bergetar bokong Yuni kurasakan pertanda ia terlalu menikmati jilatan dan sedotan yang kuberikan. Kian lama permainan yang kutunjukkan, kini saat nya penisku ingin kembali ke sangkar vaginanya yang sudah mulai membasah dengan perubahan posisiku yang duduk di closet dan Yuni berada di pangkuhan ku dan kami saling berhadapan dengan dada Yuni mengarah ke mukaku.

Yuni mulai bergoyang seperti goyangan penyanyi dangdut tanpa henti dengan terkadang kurasakan seperti ada sedotan dari vagina Yuni ke penisku. Kumulai menjilati dan mengulum buah dadanya yg mengeras dengan sedikit putaran lidah di putingnya. Kejangan badan Yuni kurasakan dengan kerasnya desahan Yuni yang siap mencapai puncak orgasme dan goyangan yang semakin kencang yang kurasakan bagai terjadinya badai di vagina basahnya. Dengan kuatnya remasan tangannya ke rambutku, akhirnya cairan hangat kurasakan sudah berada di ujung penisku yang siap memborbardir liang vagina Yuni dan akhirnya kami berdua mencapai puncak kenikmatan bersama.

Tatapan Yuni kulihat mulai lemas karena menikmati cairan ku yang maha dahsyat sambil dirinya merebahkan kepalanya ke pundakku. Kami berdua duduk di atas closet dan Yuni berada di pangkuhan paha ku dengan penisku menancap di vagina Yuni. Terkadang kusentakkan penisku untuk menggodanya dan Yuni hanya bisa tersenyum manis sambil mengecup leher ku. Kuangkat Yuni menuju bak mandi (bathtub) untuk berendam air hangat agar staminanya bisa kembali lagi, karena aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Kami berdua merendam tubuh di satu bak mandi yang sama dengan posisi Yuni memunggungi diriku sambil kupeluk dari belakang dengan satu tangan meremas dadanya dan satu lagi memainkan peran elusan liar di vagina.

Kulihat Yuni ingin merespon tapi apa daya, Wajah Yuni terlihat lemas dikarenakan memasak dan melayani napsu liarku ini. Aku membangunkan Yuni yang lemas untuk berpindah ke kamar sambil kukeringkan badannya dengan handuknya dan ku gendong tanpa kami berdua memakai pakaian.
Kurebahkan diatas ranjang.

Tiba-tiba telepon berdering dan aku beranjak ke ruang tamu untuk mengangkatnya. Dan rupanya yang menghubungi adalah Trisna yang ingin mengabari bahwasannya dia dan temannya mau pergi  ke salah satu cafe dekat dengan sekitar rumahku. Selepas nongkrong Trisna memutuskan untuk mampir ke rumah dengan diantar oleh teman tongkrongannya. Akhirnya timbul alasan kalau aku akan bergegas keluar kota selama satu pekan lamanya dengan keluargaku dan Trisna bisa menerima alasan yang kuberikan tanpa bertanya panjang lebar.

Kembali menuju kamarku dan kulihat Yuni masih tertidur lemas tanpa sehelai kain apapun sungguh mempesona penglihatan mata ini. Malam haripun mulai bertengger diatas langit diselimuti bintang-bintang berkedap kedip, Yuni bangun dari tidurnya sambil tersenyum manja dan menatap manis dengan rambut terurainya tanpa ia sadari kalau Trisna temannya menelepon kerumah.

Yuni beranjak memakai pakaiannya dan akupun juga, karena makan malam yang disiapkan Yuni siap kami santap berdua. Selepas makan dan berberes-beres, aku dan Yuni kembali kekamar sambil menonton tv dengan sedikit obrolan ringan.Rasa mengantuk mulai melanda jiwaku, sedangkan Yuni masih terbius dengan tontonan yang disiarkan siaran lokal. Kulepaskan ia dengan tidurku yang lelap nan indah, tapi sebelumnya aku tertidur Yuni sempat berbisik dengan nada halus sambil mengatakan "Selamat bobo sayangku mimpi indah ya...nanti aku bangunin lagi kok," dan diriku hanya bisa menggelengkan kepala dengan mata terpejam tanpa tahu maksud perkataan pacarku ini.

Samar-samar terdengar suara tv masih menyala namun apa daya mataku masih terpejam pertanda Yuniku masih menonton acara televisi. Selang beberapa waktu, tersentak diriku merasakan sesuatu yang hangat dipenisku, namun apadaya mataku masih terpejam dengan rasa hangat yang terasa dan terpaksa mata ini kucoba membuka kembali pandangan agar merespon ke otak dan yang kulihat Yuniku sedang mengulum dan menjilati ujung penisku sampai dia tersadar kalau aku terbangun. Tatapannya tertuju kepadaku dengan sedikit tatapan nakal seorang wanita yang tidak ingin berhenti untuk dicumbu.

Pasrah, adalaha kata yang tepat saat itu terhadap diriku yang hanya menikmati jilatan,sedotan,kocokan bahkan elusan disekitar paha. Tanpa segan permainan jilatan pacarku sungguh liar, kali ini permainan yang dilakukannya menuju ke jilatan anal yang dia berikan sambil mengocok penis yang siap bertempur kembali. Tapi Yuni seperti memberi isyarat kalau ini masih ingin dilakukan dengan kenakalan darinya. Sampai terlihat ia cukup sigap bermain dengan lidahnya dan tenaga yang kumiliki bak super saiya level 4 disalah satu film kartun yang tayang di televisi lokal mulai terkumpul kembali dan pertempuran pun dimulai kembali dengan kuarahkan posisi kepala pacarku berada diselangkangan dan posisi kepalaku juga sama. Pertarungan lidah versus vagina pun dimulai dan sebaliknya juga Yuni mulai menambah kecepatan sedotannya sampai membuat bagian kakiku mulai bergetar sendiri. Akupun tak mau kalah dengan pacarku, maka bibir vaginanya kusedot dan kumainkan dengan lidah sampai lubang vagina pacarku menjadi korban lidah bejatku ini.

Kelihatannya Yuni mulai menurunkan kecepatan sedotnya dan mulai mendesah kepuasaan yang kuberikan. Matanya tersayu-sayu dan tangannya meremas dadanya sendiri sampai sekujur badannya bergetar hebat pertanda ia sudah mencapai puncak orgasme seperti sebelumnya. Kini giliranku untuk memanjat dinding puncak kenikmatan dan perubahan posisi kulakukan dengan posisi d***y s**le. Ini posisi yang cocok untuk mengangkat Yuni bersamaku untuk menuju puncak orgasme kembali. Penisku perlahan mulai kumainkan terlebih dahulu di bibir vaginanya, tanpa dia sadari langsung kutancapkan masuk kedalam lubang vaginanya sampai Yuniku berteriak karena kaget. Ini sengaja kulakukan agar dia langsung bisa merasakan dengan pasti sorongan penisku. Kali ini sorongan yang kuberikan cukup kencang sampai menimbulkan suara benturan antara area sekitar penis dan bokong pacarku. Kulakukan terus sampai jeritan suara Yuni meminta lebih kencang lagi hingga kembali Yuni orgasme lagi, tanpa berhenti gempuran yang kulakukan terus-menerus sampai pertahanan terakhirku akhirnya menyembur kembali didalam vagina pacarku dan kali ini terasa lebih hangat. Terbujur kaku kami berdua diatas ranjang dan posisi Yuni telungkup sambil merebahkan kepalanya didadaku dengan napas kelelahan seperi atlit marathon yang berlari sejauh seratus kilometer jaraknya. Tertidur kami berdua dengan tubuh telanjang sambil berpelukan mesra sampai siang hari.

Pada saat bangun, terlihat olehku Yuni mulai mempersiapkan bahan makanan untuk dimasak dan kulihat dia hanya memakai kemeja lengan berwarna biru muda milikku dengan kancing yang hanya Yuni kancing bagian tengah saja tanpa memakai pakaian dalam wanita.


Bersambung...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar